Kenaikan pendapatan berhasil menopang laba bersih perusahaan properti ini. Bahkan, laba bersih perusahaan melonjak 158% menjadi Rp 119,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Perusahaan menjelaskan, kenaikan pendapatan di tahun lalu mayoritas ditopang oleh penjualan apartemen yang nilainya mencapai Rp 381,5 miliar. Angka ini tumbuh 24% dibandingkan tahun sebelumnya.
Seiring kenaikan pendapatan tersebut, beban pokok pendapatan URBN juga naik menjadi Rp293,6 miliar. Namun demikian, URBN membukukan laba bruto sebesar Rp 145 miliar, naik 21,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, nilai aset URBN per 31 Desember 2019 naik drastis 44% menjadi Rp 2,3 triliun. Di mana, jumlah kewajiban juga terangkat menjadi Rp 1,1 triliun serta ekuitas menjadi Rp 1,3 triliun atau meningkat 17% dibandingkan posisi per 31 Desember 2018.
Berdasarkan kinerja dan fundamental keuangan yang semakin kuat serta potensi bisnis yang sangat baik, perusahaan memutuskan untuk melakukan akuisisi atas proyek Jakarta River City (JRC) yang berlokasi di kawasan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur.
Proyek yang akan dikembangkan di atas lahan sekitar 6 hektare itu mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) dan akan memperkuat portofolio perusahaan. Rencana Transaksi ini telah mendapatkan persetujuan para pemegang saham dalam RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan bersamaan dengan RUPS Tahunan URBN.
Mengacu data BEI, saham URBN stagnan di level Rp 1.765/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 5,70 triliun. Secara year to date, saham URBN minus 27,37%.
Sumber berita: investasi.kontan.co.id